KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sertahidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf Pusat ”
dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan II.
Dalam penyusunan
makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembina mata kuliah ini.
Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi
perbaikan penyusunan selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Jember,
15 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................. 3
1.2
Rumusan masalah............................................................................. 3
1.3
Tujuan
Penulisan.............................................................................. 4
1.3.1
tujuan umum........................................................................ 4
1.3.2
tujuan khusus ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem
Saraf Pusat .......................................................................... 5
2.2 Bagian
–Bagian SSP........................................................................ 9
2.2.1
Enchephalon ........................................................................ 5
1
Cerebrum (Otak
Kecil)...................................................... 9
2
Cerebelum (Otak
Besar).................................................... 16
3
Brainstem
(Batang Otak)................................................... 19
2.2.2
medula spenalis .................................................................... 7
1
Bagian- bagian
medula spinalis .........................................
2.3
Fungsi Sistem Saraf......................................................................... 23
2.4
Macam-Macam Saraf SSP............................................................... 24
2.5 Perbedaan
Saraf Kranial Dengan Medula Spinalis.......................... 26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 30
3.2 Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hampir semua
fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara umum
sistem saraf mengendalikan aktifitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot.
Daya kepaan dan daya hantaran merupakan sifat utam dari mahkluk hidup dalam
bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsngan ini dinamakan stimulus.reaksi
yang dihasilkan dinamakan respons. Mahlik hidup yang bersel satu (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler) ditentukan kemampuan fungsinya oleh protoplasma sel. Hubungan
respektor dengan fektor terjadi melalui sistem sirkulasi. Dengan perantaraan
zat kimia yang aktif atau melalui hormon melewati tonjolan protoplasma
dari satu sel berupa benang (serabut). Sel ini dinamakan neuron. Serangkaian
neuron terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan membentuk
arkus refleks. Arkus refleks terdiri dari dua neuron yaitu neuron reseptor dan
neuron sensorik. Antara neuron sensorik dan neuron motorik satu sama lain
saling berhubungan. Terdapat dua tonjolan neuron sensorik yaitu ke saraf prifer
dan saraf pusat, yang ke perifer
berhubungan dengan organ ujubng (otot dan kulit) dan dikenal sebagai
dendrit dan tonjolan ke pusat disebut
akson (neurit). Susunan saraf terdiri dri susunan saraf sentral dan saraf
perifer. Susunan saraf sentral terdiri
dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medulla spinalis.
Susunan saraf perifer terdiri dari saraf somatik dan saraf otonom (saraf
simpatis dan parasimpatis) (syaifuddin 2006).
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
ini membahas tentang sistem saraf pusat beserta bagian-bagian dan fungsinya :
a.
Apa yang di
maksud Sistem Saraf Pusat?;
b.
Apa saja
Bagian-bagian dari Sistem Saraf Pusat?;
c.
Bagimana cara
kerja dari Sistem Saraf Pusat?;
d.
Apa saja saraf
yang mensarafi dari Sistem Saraf Pusat?;
e.
Apa perbedaan
dari saraf kranial dan saraf medulla spinalis?.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan dalam
makalh ini untuk mengetahui Anatomi fisiologi dari Sistem Saraf Pusat.
1.3.2
Tujuan khusus
Tujuan khusus
dalam makalah ini untuk mengetahui mengetahui perbedaan saraf kranial dan saraf
medulla spialis,mengetahui fungsi dari bagian sistem saraf pusat dan Saraf yang
berada di sistem saraf pusat
BAB II
2.1 Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon) dan Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
2.1.1 Otak (Encephalon)
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak
dan tulang tengkorak yang kuat dan terletak dalam kavum karnii. Berat otak
orang dewasa kira-kira 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan.
Otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meningen)dn dilindungi oleh tulang
tengkorak. Otak mengapung dalam suatu cairan untuk menunjang otak yang lembek
dan halus. Cairan ini bekerja sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari
luar terhadap kepala (Syarifuddin. 2006).
Selaput otak( meningen) adalah selaput yang
membungkus otak dan sumsum tulang belakanguntuk melindungi struktur syaraf yang
halus membawa pembuluh darah dan cairan sekresi serebrospinalis memperkecil
benturan atau getaran pada otak dan
sum-sum tulang belakang (Syarifuddin. 2006).
Selaput otak
(meningen )terdiri dari tiga lapisan:
a.
Duramenter : selaput
keras pembungkus otak yng berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Pada
bagian tengkorak terdiri dari periost (selaput) tulang tengkorak dan durameter
propia bagian dalam. Dura mater di tempat tertentu mengandung rongga yang
mengalirkan darah dari vena otak. Rongga ini dinamakan sinus vena. Diagfragma
sellae adalah lipatan berupa cincin dalam dura meter yang menutupi sela tursika
sebuah lengkungan pada tulang spenoid yang berisi kelenjar hipofisis.
b.
Araknoidea :
selaput tipis yang membentuk sebuah balon yang berisikan cairan otak yang
meliputi seluruh susunan saraf sentral. Otak dan medula spinalis berada dalam
cairan itu.
c.
Piameter ,
merupakan selaput tipis yang terdapat pada jaringan otak, piameter berhubungan
dengan araknoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut trabekhel.
(Syarifuddin. 2006).
Cairan serebrospinal disalurkan oleh
fleksus koroid kedalam vertikel yang ada dalam otak kemudian masuk dalam
kanalis sumsum tulang belakang, ke ruang subaraknoid melalui ventrikularis.
Setelah melintasi seluruh ruangan otak dan sum-sum tulang belakang kembali ke
sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus sagitalis superior.Setelah
meninggalkan ventrikel lateralis I dan II, cairan otak dan sum-sum tulang
belakang menuju ventrikel III melalui voramen monroi masuk ke ventrikel IV melalui
quadukus silvii (Syarifuddin. 2006).
Cairan dialirkan ke bagian medial
foramen magendi, selanjutnya ke sisterna magma.cairan akan membasahi
bagian-bagian dari otak dan cairan ini akan diabsorpsi oleh vili-vili yang
terdapat pada arakhnoid. Jumlah cairan ini tidak tetap, berkisar antara 80-200
cc.Komposisi cairan sebrospinal terdiri dari air, protein, glukosa, garam,
sedikit limfosit, dan CO2.Fungsi cairan serebrospinal meliputi
memberi kelmbapan otak dan meula spinalis, melindungi alat- alat dalam medula
spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat medula spinals dan
otak (Syarifuddin.2006).
2.1.2 Medulla Spinalis
Medulla
spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf
pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi
utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan
otak. Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang
dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang
disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah cornu
terminalis serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminale yang
merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang saraf
servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf
sacral dan 1 pasang saraf coxigeal. Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang
disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan saraf keluar melalui
intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan
ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.
Struktur
internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-abu
membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih.
Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median
septum yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medulla
spinalis merupakan akral ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi
abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak
bermyelin, saraf sensoris dan motorik dan akson terminal dari neuron. Substansi
abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari 3 bagian yaitu: anterior,
posterior dan commisura abu-abu.
Bagian
posterior sebagai input atau afferent, anterior sebagai output atau efferent,
commisura abu-abu untuk refles silang dan substansi putih merupakan kumpulan
serat saraf bermyelin. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Spinal nerve Dorsal root ganglion,
Dorsal root (sensori) Ventral root (motor) Central canal Grey matter White
matter Peran medulla spinalis : 1. 2. 3. Pusat prosesing data. jalur sensoris
Sistem piramidal dan ekstra-piramidal. Anatomi servikal bagian atas (oksiput
C1-C2) berbeda dengan daerah servikal bawah (C3-T1). Selain itu, servikal atas
lebih mobil dibandingkan dengan servikal bawah. Servikal 1 atau atlas tidak
memiliki corpus dan processus spinosus.Servikal 1 hanya berupa cincin tulang
yang terdiri atas arcus anterior yang tebal dan arcus posterior yang tipis, dan
massa lateralis pada masing-masing sisinya.
Tiap
massa lateralis memiliki permukaan sendi pada aspek atas dan bawahnya. Tulang
ini berartikulasi di atas dengan condylus occipitalis, membentuk articulatio
atlanto-occipitalis, tempat berlangsungnya gerakan mengangguk. Di bawah, tulang
ini berartikulasi dengan C2, membentuk artikulatio atlanto-axialis, tempat
berlangsungnya gerakan memutar kepala. Servikal 2 atau axis mengandung
processus odontoid yang menggambarkan penggabungan sisa dari badan atlas.
Processus odontoid ini melekat erat pada aspek posterior dari arcus anterior C1
oleh ligamentum transversum, yang mengstabilkan sendi atlantoaxial. Stabilitas
dari spinal ditentukan oleh ligamentum antara struktur tulang. Pada bagian
frontal, penonjolan condilus occiput disokong oleh massa lateralis C2. Pada
bagian frontal ini, massa lateralis terlihat berbentuk baji, runcing di tengah
dan pinggirnya lebar.
Jika struktur tulang terganggu dan terutama
jika terjadi pergeseran baji ke lateral menyebabkan instabilitas spinal.
Penonjolan condilus occiput distabilisasi oleh kapsul occipitoatlantal dan
membrana atlantooccipital anterior dan posterior. Ligamentum nuchae merupakan
struktur yang stabil yang berhubungan dengan kompleks atlantooccipital axial.
Membrana tectorium, ligamentum alar dan apical menghubungkan occiput ke C2.
Ligamentum dentate terdiri dari ligamentum alar dan apical mengikat permukaan
dorsal lateral dari dens dan berjalan oblik ke permukaan medial dari condilus
occipitalis. Ligamentum transversum berjalan dari permukaan medial dari salah
satu sisi C1 menuju ke sisi lain. Ligamentum ini pada dasarnya membatasi C2
untuk berotasi disekitar odontoid dalam cincin tertutup tulang. Jika ligamentum
ini ruptur atau jika ada fraktur yang berhubungan dengan odontoid, C1 dapat
bergeser dan menyulitkan batang otak dan medulla spinalis.
Bagian-Bagian
Medulla Spinalis
a.
Struktur Umum
Medulla Spinalis:
1
Berbentuk
silinder berongga dan agak pipih.
2
Tiga puluh satu
pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina
intervertebal
3
Korda berakhir
dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
b.
Struktur
Internal Medulla Spinalis:
Terdiri
dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
1
Kanal Sentral
berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.
2
Batang atas dan
bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior
(dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang
vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) ,
komisura abu-abu (menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan
medulla spinalis (syaifuddin,2009)
2.2. Bagian-Bagian
SSP
2.2.1
Bagian-bagian Otak (Encephalon)
a.
Cerebrum
Serebrum
atau otak besar mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan
yang di hubungkan oleh massa subtansia alba yang disebut korpus kollosum.
Tiap-tiap hemifer meluas dari os frontalis sampai ke os oksipitalis. Diatas
fossa kranii anterior media dan fossa kranii posterior, hemisfer dipisahkan
oleh celah yang disebut fisura longitudinalis serebri. Srebrum (telensefalon)
terdiri dari korteks serebri, basal ganglia (korpora stiate), dan
rheniensefalon (Sloane et all. 2004).
1.
Korteks Serebri
Korteks
serebri adalah adalah lapisan permukaan hemifer yang disusun oleh subtansia
griasea. Korteks serebri berlipat-lipat disebut girus, dan celah dan celah
diantara dua lekuk disebut sulkus (fisura). Beberapa daerah tertentu telah
diketahui telah memiliki daerah spesifik.
Hermes
otak dibagi menjadi dalam beberapa lobus atau derah sesuai dengan tulang
kranium. Lapisan korteks terdiri:
a)
Lamina
molekularis ; mengandung sedikit sel berjalan secra horizontal dengan permukaan
korteks terdapat percabangan akhir dendrit dari permukaan yang lebih dalam.
b)
Lamina
grandulanis eksterna: lapisan ini mengandung sel neuron yang berbentuk segitiga
yangan memadati sel ini.
c)
Lamina
piramidalis: lapisan ini membentuk sel yang berbentuk piramid diantara sl-sel piramid terdapat sel-sel
granular dengan akson yang berjalan naik ke arah lapisan superfisial.
d)
Lamina granula
interna: terdiri dali sel neuron berbentuk bintang berukuran kecil dengan akson
yang berukuran pendek mencapai lapisan super fisial.
e)
Lamina
ganglionaris: sel neuron granular. Sel neuron yang naik mencapai lamina
molekularis akson dari sel ini memasuki subtansia alba.
f)
Lamina
multiformis: sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang tegak lurus
terhadap permukaan korteks. Akson mencapai substansia alba sebagai serat
proyeksi aferen dan asosiasi (Syarifuddin.2006).
1)
Bagian – bagian
korteks menurut Brodmann:
(a)
Lobus frontalis
:
(1)
Area 4 (area motorik primer), sebagian besar girus
presentralis dan bagian anterior lbus parasentralis.
(2)
Area 6 adalah bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik)
menngatur gerakan motorik dan pre motorik.
(3)
Area 8 mengatur gerakan mata dan
perubahan pupil.
(4)
Area 9, 10, 11,
12 (area asosiasi frontalis)
(b)
Lobus
parientalis:
(1)
Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliputi girus
sentralis dan meluas kearah anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis.
(2)
Area 5,7 (area asosiasi somatosensrik), meliputi sebagian permukaan medial
hemisfer serebri.
(c)
Lobus
oksipitalis :
(1)
Area 17 (korteks visual primer): permukaan medial lobus oksipitalis
sepanjang bibir superior dan inferior sulkus kalkanius.
(2)
Area 18,19 (area asosiasi visual) :
sejajar dengan area 17 meluas sampai
meliputi permukaan lateral lubus oksipitalis. Bagian lateral terdiri dari girus
oksipitalislateralis, bagian girus lingualis, bagian basal diantara kuneus dan
girus lingalis terdapat fisura kalkarina.
(d)
Lobus
temporalis:
(1)
Area 41
(korteks auditori primer) : meliputi girus
temporalis superior meluas sampai ke permukaan lateral girus temporalis.
(2)
Area broka (area bicara motoris) terletak diantara sulkus lateralis, mengatur
gerkan bicara.
(3)
Area visualis :
terdapat pada polus
posterior dan aspek medial hemisfer daerah sulkus kalkanelus, merupakan daerah
menerima visual. Gangguan dalam ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
(4)
Insula reili:
Bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang terdapat diantara lobus
parientalis, lobus parientali dan lobus oksiptalis. Bagian otak ini ditutupi
oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
(5)
Girus singuli: bagian medial hemisfer terletak diantara korpus kolosum.
(Syarifuddin. 2006).
(Marieb,2001)
Berdasarkan
tebal tipisnya bagian lamina, komposisi sel yang menyusunnya dan variari
lapisan- lapisan korteks, Brodmann 1909 telah berhasil membuat suatu peta
daerah-daerah arsitektual sel- sel pada korteks serebri manusia.ia menggunakan
angka untuk menyatakan daerah pada korteks yang mempunyai arsitektual sel-sel yang
berbeda dan mempunyai arti fungsional
jelas dan spesifik (Sloane et all. 2004).
2)
Fungsi korteks
serebri:
(a)
Korteks motorik
primer (area 4,6,8)
(1)
Mengontrol
gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral.
(2)
Lesi 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dri kumpulan otot yang
disarafi.
(3)
Area 6 dan 8 pada perangsang akan timbul
gerakan mata dan kepala.
3)
Korteks
sensoeri primer (area 3, 4, 5 )
(1)
Penerima sensi
umum (area somestia).
(2)
Menerima
serabut saraf: radialis talamikus yang membawa iplus sensori dari kulit, otot
sendi, dan tendo di sisi kontralateral.
(3)
Terdapat homunkulus
sensorik: menggambarkan luas daerah proyeksi sensorik dari bagian-bagian
tubuh di sisi tubuh kontralateral.
4)
Kortek visual
(pengelihatan) area 17:
(1)
Terletak di
lobus oksipetalis pada fisura kalkarina.
(2)
Lesi iritatif
menimbulkan halusinasi
(3)
Lesi destruktif
menimbulkan gangguan lapang pandang
(4)
Menerima implus
dari radio-optika
5)
Korteks
auitorik (pendengaran) primer area 41
(1)
Terletak pada
transvers temporal girus di dasar visura lateralis serebri.
(2)
Menerima implus
dari radioauditorik yang berasal dari korpus genikulatum medialis.
(3)
Lesi area ini
hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesinya bilatera
6)
Area penghidu
(area respiratif olfaktori)
(1)
Terletak di
daerah yang berdekatan dengan girus palahi potalamus lobus temporalis.
(2)
Kerusakan jalur
olfaktori menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu).
(3)
Lesi iritasi
menimbulkan halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita dapat menghidu
bau yang aneh atau mengecap rasa yang aneh
7)
Area asosiasi
(1)
Kortek yang
mempunyai hubungan dengan saraf sensori maupun motorik, dihubungkan oleh
serabut asosiasi
(2)
Pada manusia
penting untuk melakukan aktivitas mental yang tinggi, seperti berbicara,
menuliskan kata-kata dsb
(3)
Pada manusia
terdapat tiga daerah asosiasi yang penting yaitu daerah frontal (di depan
koreks motorik), daerah temporal (antara girus temporalis superior dan korteks
limbik), dan daerah perio-oksipital( antara kortek somestik dan korteks visual)
(4)
Kerusakan
daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan degan gejala yang sesuai dengan
tempat kerusakan. Misalnya, pada area 5, 7 akan menimbulkan astereognosis
(tidak mengenali benda yang di letakkan di tangan dengan mata tertutup) karena are ini
merupakan pusat asosiasi sensasi (indra ) kullit
(Evelin C. Pearce. 2000)
2.
Bangsal
ganglia.
Terdiri
beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang terbentuk pada hubungan
yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia basalis merupakan nuklei
subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Terdiri dari eleman saraf sbb.(
Pearce,2000)
a)
Nukleus
kaudatus dan putamen.
b)
Korpus stratum:
suatu kumpulan substansia grisea disebelah anterior kaput nuklei kaudatus yang
berhubungan dengan nukleus lentiformi. Fungsi mengendalikan gerakan tertentu.
c)
Nukleus lantiformis:
lapisan substansi yang tipis antara korteks dan permukaan lateral putamen.
d)
Globus palidus,
terdiri dari dua globus, globus lateralis dan lobus palidus medialis terletak di
kapsula interna, dikenal dengan paleostriatum.
e)
Korpus
amigdaloideum, dikenal dengan arkhistriatum terletak di sebelah dalam lobus
temporalis.mempunyai hubungan dengan ofaktori dan hipoalamus dengan
fungsi-funsi viseral.
1)
Hubunganaferan: langsung melalui serat traktus olfaktorius lateralis untuk
mencapai bagian anterior, mencapai kelompok nuklei pars kortikomedialis dan
tidak langsung mencapai kelompok nuklei pars basolateralis.
2)
Hubunganeferen: seteria terminalis berjalan melengkung sepanjang tepi medial
ukleus kaudatus dan berakhir dalam nukleus hipotalamus ventromedialis dan fibre
amigdala( Sloane,2004)
Secara fungsional basal
ganglia merupakan suatu satuan fungsi dari:
(a)
Nukleus
kaudatus
(b)
Nukleus
sutalmikus
(c)
Substansia
nigra
(d)
Nukleus nigra
Pada gerakan lambat dan mantap
basal ganglia akan aktif, sedangkan pada
gerakan cepat dan tiba-tiba bangsal ganglia tidak aktif.bangsal ganglia sudah mulai aktif
sebelum gerakan dimulai, berperan dalam penataan
dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses konversi pikran menjadi
gerakan volunter.
Kerusakan ganglia basalis pada
manusia menimbulakan gangguan fungsi motorik:
a.
Hiperkinetik:
terjadinya gerakan-gerakan abnormal yang berlebihan.
b.
Hipokineti:
berkurangnya gerakan(mis., kekakuan)
3.
Reinesefalon
Sistem
limbik ( lobus limbik atau rinesefalon) merupakan bagian otak yang terdiri atas
bagian atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemifer
serebri serta berbagai sturktur lain yang lebih dalam yaitu amigdala,
hipokampus, dan nukleus septal. Renesefalon berfungsi dalam penghidu, perilaku
makan, dan bersama dngan hipotalamus berfungsi dalam prilaku seksual, emosi
takut, dan marah, serta motivasi(Syaifuddin,2006)
Sistem
limbik diterapkan dalam bagian otak yang terdiri dari jaringan
korteks(alokorteks), sekeliling himus serebri bersama struktur yang letaknya
lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan nuklei septal. Disebut renesefalon
karena berhubungan dengan penghidu. Fungsi sistem limbik:
1.
Perilaku makan
2.
Bersama talamus
mempengaruhi perilaku seksual, emosi (marah dan takut ) serta motivasi
3.
Perubahan
tekanan darah dan pernapasan merupakan bagian dari fenomena kompleks,terutma
respons emosi dan perilaku
4.
Hiperfagia dn
komnifagia
Pemotongan
total korpus kollosum pada manusia menimbulkan :
a. Tak dapat memasangkan objek pada satu tangan dengan pasangan tangan
yang lain
b. Tidak dapat mencocokkan objek yang terlihat oleh lapang pandang
salah satu mata.objek yang sama tetap terlihat oleh lapang pandang mata lainnya
c. Tidak mampu melakukan kegiatan dengan ekstremitas kiri (
misalnya,bila diperintah secara verbal tidak dapat mengenali benda yang
diletakkan pada tangan kiri )
d.
Apraksia,yaitu
ketidakmampuan mejalankan perintah untuk melakukan gerakan terampil bukan
disebabkan oleh paralisis
( Marieb,2001)
b.
Cerebelum (
Otak Kecil )
Terletak dalam fosa kranial
posterior, dibawah tentorium serebelum bagian posterior dan pons varoli dan
medulla oblongata. Serebelum mempuyai
dua hemisfer yang dihubungkan oleh fermis serebelum,dihubungkan dengan otak
tengah oleh pedunkulus selebri superior,dengann pons parol oleh pendunkulus
serebri media,dan dengan medulla oblongata oleh pedunkulus selebri inferior.
Serebelum berfungsi dalam mengadakan
tonus otot dan mengoordinasikan gerakan otot pada sisi tubuh yang sama. Berat
serebelum lebih kurang 150g (8-9) dari berat otak seluruhnya. Sesuai dengan
lobuli serebelum, fermis dibagi dalam beberapa bagian dari depan ke belakang
sebagai berikut :
1
Lobus
quadrangularis anterior lingua
2
Lobus sentralis
kulmen
3
Quadrangularis
posterior deklive
4
Lobus
semilunaris inferior tuber
(Pearce,2000)
Potongan
melintang serebelum dibagi atas tiga bagian :
a.
Arkhi
serebelum. Lobus otak kecil merupakan bagian kolumna aferen somatik.
b.
Paleo sereblum
bagian terbesar dari fermis superior hemisfer otak kecil didepan fisura
prima,merupakan input dari susuan saraf vestibular dan berperan pada pengaturan
tonus otot.
c.
Neoserebelum
bagian utama dari otak kecil.bagiann fermis erupaka suatu bangunan neokorteks
serebelum,nukleuspons,dan nukleus oliveri infrior pada medulla oblongata.
Struktur internal serebelum terdiri dari korteks (subtansia
grisea dan subtansia alba).didalamnya terdapat kumpulan nuklei pada tiap-tiap
hemisfer nuklei :
1)
Nukleus
dentatus,menerima serabut dari bagian neoserebelum lobus posterior dan lobus
anterior,mengirim serabut ke nukleus rubra dan nukleus netrolateral talamus.
2)
Nukleus
interpolaris, terdiri dari nukleus globuolus dan nukleus emboliformis. Kedua
nukleus ini menerima serabut dari paleo
serebelum dan mengirim serabut ke nukleus rubra.
3)
Nukleus fastigi
( fastiogial nucleus ) menerima serabut dari lobus frokulo nodulus,mengirim
serabut nukleus vestibularis dan nukleus retikularis melalui fasikulus
unsinatus (Sloane,2004)
Subtansia alba
serebelum mengandung tiga kelompok serabut proyeksi yang berpasangan :
(a)
Pendunkulus
serebelaris superior (brachium konjungtivum), terdiri dari :
(1)
Serabut
dentatorubral dan dentatotalamikus, membawa impus dari nukleus dentatus ke
nukleus rubra kontralateral dan ke talamus.
(2)
Traktus
spinoserebelaris ventralis, masuk ke serebelum dari medulla spinalis dan
berakhir pada korteks paleo serebelum.
(3)
Fasikulus
unsinatus ( hook bundle of russell ), melalui fasikulus ini serabut dari
nukleus fastagi berakhir pada nukleus
vestibularis.
(b)
Pedunkulud
sereblalis medialis (brachium pontis),
merupakan bagia terbesar, tempat berjalannya serabut dari nuklei di pons yang
menuju ke neoserebelum kontralateral.
(c)
Pendunkulus
serebelaris medialis (restiform body)
(1)
Traktus olivo
sereberalis, berasal dari nukleus oiverius inferior kontralateral menuju ke
korteks hemisfer dan fermis serebelum
(2)
Trakus spinoserebelaris
dorsalis, mengandung serabut dari medulla spinalis yang menuju ke korteks lobus
anterior dan ke bagian piramidalis
paleoserebelum
(3)
Serabut
arkuatus eksterna dorsalis, berasal dari nuklei fenikulus grasilis dan
kuneatus( Sloane,2004)
Serebrum merupakan suatu mekanisme
umpan balik yang bertujuan untuk mengendalikan pergerakan-pergerakan selagi
pergerakan sedang berlangsung. Fungsi utama mengembalikan tonus otot di luar
kesadaran, merupakan suatu mekaanisme saraf yang berpengaruh dalam pengaturan
dan pengendalian terhaddap perubahan ketegangan dalam otot, untuk
mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh, terjadinya kontraksi dengan lancar
dan teratur pada pergerakan dibawah pengendalian kemauan dan mempunyai aspek
keterampilan. Setiap pergerakan memerlukan suatu koordinasi dalam kegiatan
sejumlah otot (syaifuddin, 2006)
Lesi yang mengenai neoserebelum
ditandai oleh terganggunya gerakan-gerakan halus yang ditimbulkan oleh
piramidal. Gangguan tersebut meliputi :
1
Otot dalam
kedaan hipotemin lemah dan mudah lelah
2
Gangguan dalam
bentuk asinergi, misalnya dalam bentuk:
a.
Dismetri, ketidakmampuan menghentikan gerakan
b.
Fenomena
pantulan, mengadakan fleksi diderah siku
dengan melawan di daerah siku dengan melawan suatu tahanan
c.
Ketidak mampuan
melakukangerakan cepat yang bersifat alternatif
d.
Bicara
terpotong- potong
e.
Gerakkan
asosiatif yang tidak teratur
f.
Ataksia, kecenderungan jatuh kesatu sisi.
3
nistagmus
serebral : mekanisme sereblum mengendalikan sinergi dan tunus intrinsik bola
mata terganggu, klien menjadi goyah dan tidak stabil, kecenderungan jatuh
kebelakang. Apabila otot bicara terlibat, kata-kata tidak terkendali dan tidak
jelas.
(Marieb, 2001)
c.
Batang
Otak (Brainstem)
Pada permukaan
batang otak (trunkus serbri) terlihat medulla oblongata, pons varoli,
mesensefalon, dan diensefalon. Talamus dan epitalamus terlihat dipermukaan
posterior batang otak, terletak antara serabut kapsula interna. Disepanjang
tepi dorso medial talamusterdapat sekelompok serabut saraf berjalan ke
posterior basis epifise (Syaifuddin,2006)
1.
Diensefalon
Merupakan bagian dari batang otak
yang paling atas, diantara sereblum dan senesefalon. Dibagian diensefalon
terdapat ventrikel III. Dibagian belakang sebelah depan lateral talamus
terdapat nuklei kaudatus, merupakan salah satu ganglia basalis yang mempunyai
ekor berjalan diantara talamus. Diensefalon merupakan suatu struktur dari
ventrikel III terdiri dari talamus, nukleus talamus, epitalamus, dan
hipotalamus (Marieb,2001)
2.
Talamus
Merupakan masa
substansia substansia grisea yang terdapat pada tiap hemisfer, terletak di
kedua sisi ventrikel III. Radiasiotalamus suatu istilah yang di gunakan untuk
traktus yang yang keluar dari permukaan lateral talamus, masuk ke kapsula
interna dan berakhir pada korteks serebri. Nuklei terdiri dari lima kelompok:
a)
Anterior nuklei grup,
menerima serabut korpus mamilareis dari traktus mamilarikus dan berakhir dari
korteks ginjal.
b)
Nuclei of medline, menghubungkan talamus dan hipotalamus.
c)
Medial nuclei, nuklei bagian
ini memberikan masukan ke korteks frontalis.
d)
Laternal nukleal mass, terdiri
dari:
1)
Nukleus
retikuler.
2)
Nukleus
ventralis anterior yang berhubungan dengan korpus striatum.
3)
Nukleus
ventroposterolateral, memproyeksi ke girus postsentral area 1,2, 3; menerima
serabut dari lemniskus medialis, traktus spinotalamikus, dan traktus
trigeminus.
4)
Nukleus
dorsolateral dan nukleus posterolateral berproyeksi ke korteks lobus parietalis
(Syaifuddin, 2009)
e)
Posterior
nuklei, terdiri dari:
1)
Nukleus pulvinar, berhubungan dengan korteks lobus pariental dan
temporal.
2)
Korpus genikulatum medialis, menerima
serabut dari akustik lemnikus lateralis dan kolikus superior kemudian
memproyeksi ke korteks lobus temporalis melalui radiasioakustika.
3)
Korpus genikulatum lateralis. Nukleus
ini menerima implus dari traktus optikus dan memproyeksi ke korteks visual (
region kalkarina ) area 17, melalui radiasiogenekulokalkarina ( radiasio-optika
)
(
Syaifuddin, 2009)
f)
Nucleus Sub Talamus
Nucleus subtalamus adalah suatu
daerah terbatas disebelah ventrikel, thalamus disebelah medial kapsul interna,
bagian ventral thalamus, bagian medial kapsula interna, sebelah lateral
hipotalamus, dan diantara talamus dan tegmentum mesensefalon.
fungsi nucleus
subtalamus adalah :
1)
Nuclei
penghubung, mengirim dan menerima serat-serat dari daerah korteks serebri tertentu yang mempunyai
fungsi pesifik.
2)
Nuclei
asosiasi, mengirim serat-seratnya kedaerah-daerah korteks asosiasi
3)
Nuclei proyeksi
subkortikal, mengirim serat-seratnya ke nuclei subkortikal.
3.
Epitalamus
Disebelah
posterior ventrikuls III terdiri dari korpuspniel, strie medullaristalami,
trigonum habenulare, dan komisura posterior (syaifuddin, 2009)
4.
Hipotalamus
Bagian
terbesar dari otak terletak dibagian ventral dari thalamus, di atas kelenjar hipofisis,
dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III hipotalamus mempunyai beberapa nuclei, setiap
nucleus mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam mengatur fungsi internal tubuh.
Salah satu fungsi penting adalah mengatur keseimbangan tubuh. Pada permukaan
basal otak hipotalamus ditandai oleh struktur khiasma optikum, tubersinerium,
dan korpora mamilaria.
Efek
stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatis mengintergrasikan respon
otonom dengan berbagai area aktifitas otak. Pengaruh jalur saraf ini disalurkan
melalui susunan vibra periventrikularis, vibra hipotalamus dan vasikulus.
Hipotalamus
dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan dengan ekspresi
emosi, menerjemahkan emosi yang timbul
didaerah korteks melalui proses asosiasi intrakortikal, menjadi reaksi
emosional yang sesuai dengan keadaan. Hipotalamus merupakan daerah sinaps yang
penting dalam jalur-jalur yang bersangkutan dengan kegiatan makan dan minum (
rasa haus dan lapar ) (syaifuddin, 2009)
5.
Mesensefalon
Mesensefalon
adalah bagian otak yang terletak diantara pons varoli dan hemisfer serebri.
Bagian dirsal mempunyai tonjolan yang disebut korpora quadrigemina dan terdiri
dari dua kolikulus superior yang berhubungan dengan sistem penglihatan dan dua
kolikulus inferior yang berhubungan dengan pendengaran.
Bagian lain dari mesensefalon antara lain :
1.
Subtansia nigra
2.
Tegmentum dengan nucleus, bersama dengan subtansia
nigra termasuk dalam basal ganglia fungsional
3.
Nuclei saraf
kranial yaitu nucleus nervus III, nucleus nervus IV, nucleus nervus V
4.
Formasi
oretikularis
(Pearce, 2000)
Sebelah kiri dan kanan terdapat kumpulan nucleus nervus IV
(troklearis), bagian ventral nucleus nervus III ( N. okulomotorius ) terdapat
nucleus rubra berwarna kemerahan menerima serat saraf dari serebelum. Bagian
ventral nucleus rubra terdapat subtansia nigra. Bagian ventral subtansia nigra
terdapa tberkas saraf motoris yang berasal dari korteks serebri yang tersusun
kearah dorsal berturut-turut traktus frontopontis, traktus piramidalis, dan traktus
temporopontis membentuk bagian bawah dan samping nesensefalon saraf III ( N.
okulomotorius ) berjalan kearah dorsal menyilang garis tengah kesisi lain dan
membuat persilangan dibagian tengah kolumna inferior. (Marieb,2001)
Fungsi mesensefalon :
a). Perangsang
daerah quadrigeminus yang menyebabkan dilatasi pupil dan gerakan kunjugasi mata
kearah yang berlawanan dengan tempat perangsangan.
b). Lesides
truktif menimbulkan gejala yang jenisnya bergantung pada kerusakan korpora
quadrigemina, menyebabkan paralisis gerakan mata keatas.
c). Kerusakan
nucleus ruubra, subtansia nigra, dan subtansia reticular menimbulkan gerakan
involunter dan rigiditas.
6.
Pons varoli
Dalam pons varolia quadukussilvi semakin kebawah semakin lebar
membentuk vertikel IV. Dinding lateral atas pons dibentuk oleh brakium
konjungtivum dan brakiumpontis yang berhubungan dengan mensesefalon dan pons
varoli dengan serebelum. Dasar dari pons varoli di bentuk oleh traktus
piramidalis, nuclei pons varoli dan serat saraf pons.Bagian tengah pons terdapat
pusat nervus trigeminus (saraf V), nuclei nervus VI, VII dan VIII.
(syaifuddin,2009)
7.
Nervus kranial
Susunan
saraf yang terdapat pada bagian kepala keluar dari otak, melewati lubang yang
terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot, indra
penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecap, dan indra
perasa. Di dalam kranial ada dua saraf kranial yang merupakan serabut campuran
atau gabungan yaitu saraf motoric dan saraf sensorik. Nervus kranial merupakan
stasiun penghubung untuk implus-implus dari pusat-pusat saraf yang lebih tinggi
ke alat efektor dan implus saraf perifer kepusat-pusat saraf dalam susunan
saraf pusat. (syaifuddin,2009)
a.
Bagian-Bagian Medulla
Spinalis
Struktur Umum Medulla Spinalis:
1.
Berbentuk
silinder berongga dan agak pipih.
2.
Tiga puluh
satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina
intervertebal
3.
Korda berakhir
dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
Struktur Internal Medulla Spinalis:
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu
yang diselubungi substansi putih.
a.
Kanal Sentral
berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.
- Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior (dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)
2.3 FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT
2.3.1
Pusat prosesing
data
Merupakan
tempat proses mengolah rangsangan berupa impuls yang di peroleh dari reseptor.
2.3.2
Jalur sensoris
Adalah jalur yang di lewati rangsangan impuls untuk di bawa menuju
SSP untuk di prosesing data.
2.3.3
Sistem
piramidal dan ekstrapiramidal
1. Sistem pyramidal adalah berperan dalam volunteer yaitu gerakan sadar yang harus dilakukan.
2. Sistem
ekstrapiramidaladalahmenentukanlandasanuntukgerakanvalunter yang
terampirdanmahir.
2.3.4
Reflek Spinal
Refleks merupakan respon bawah sadar
terhadap adanya suatu stimulus internal
ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Refleks yang melibatkan otot rangka
disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang melibatkan otot polos, otot
jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau visceral.
(syaifuddin,2006)
2.4 MACAM-MACAM SARAF PADA SSP
1.
Saraf kranial
12 Pasang Saraf Kranial
Urutan
saraf
|
Nama
saraf
|
Sifat
saraf
|
Memberikan
saraf untuk dan fungsi saraf
|
I
|
N.
olfaktorius
|
Sensoris
|
Hidung
sebagai alat penciuman
|
II
|
N.
optikus
|
Sensoris
|
Bola
mata untuk penglihatan
|
III
|
N.
okulomotorius
|
Motoric
|
Penggerakan
bola mata dan mengangkat kelopak mata
|
IV
|
N.
troklearis
|
Motoric
|
Mata
memutar dan penggerak bola mata
|
V
|
N.
trigeminus
N.
oftalmikus
N.
maksilaris
N.
mandibularis
|
Motoric
dan sensoris
Motoric
dan sensorik
Sensorok
Motoric
dan sensorik
|
Kulit
kepala dan kelopak
Mata
atas
Rahang
atas, palatum dan hidung
Rahang
bawah dan lidah
|
VI
|
N.
abdusen
|
Motoric
|
Mata,
penggoyang sisi mata
|
VII
|
N.
fasialis
|
Motoric
dan sensorik
|
Otot
lidah, penggerakan sisi lidah dan selaput lendir rongga mulut
|
VIII
|
N.
auditorius
|
Sensorik
|
Telinga,
rangsangan pendengar
|
IX
|
N.
glosofaringeus
|
Sensorik
dan motoric
|
Faring,
tonsil, dan lidah rangsangan cita rasa
|
X
|
N.
vagus
|
Sensorik
dan motoric
|
Faring,
laring, paru dan esophagus
|
XI
|
N.
aksesorius
|
Motoric
|
Leher
dan otot leher
|
XII
|
N.
hipoglosus
|
Motoric
|
Lidah,
cita rasa, dan otot lidah
|
2.
Saraf Medulla Spinalis
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia
kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
a). Saraf serviks ; 8 pasang . C1 sampai
C8.
Saraf serviks melibatkan bahu, lengan, leher dan tangan.
Nyeri di daerah ini biasanya dapat ditelusuri ke saraf tersebut, dan gejala
seperti nyeri lengan, kesemutan dan leher kaku adalah karena nyeri saraf. Saraf
ini juga mengontrol fungsi tenggorokan, sinus, hidung, kelenjar tiroid,
kelenjar getah bening dan diafragma.
b). Saraf toraks ; 12 pasang , T1 sampai
T12.
Saraf torakalis berjalan di sepanjang tengah punggung.
Tulang belakang dada juga berisi tulang rusuk dada. Saraf ini berjalan ke otot,
jaringan dan organ internal. Jaringan permukaan siku, tangan, dan jari-jari
dipengaruhi oleh saraf tersebut. Saraf ini juga mempengaruhi dada, lambung,
jantung, paru-paru, hati, perut, pankreas, limpa, kelenjar adrenal, ginjal dan
usus kecil. Masalah yang terkait dengan daerah-daerah ini termasuk asma,
alergi, borok, dan masalah ginjal.
c). Saraf lumbal ; 5 pasang , L1 sampai
L5.
Saraf lumbal dan tulang belakang memiliki beberapa otot
terbesar yang melekat padanya. Ini juga mengontrol otot-otot ini. Saraf lumbal
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan otot punggung bawah, paha, kaki,
betis dan kaki. Saraf yang keluar dari saraf lumbal juga mengontrol usus besar,
usus buntu, kandung kemih, kelenjar prostat laki-laki dan organ reproduksi
wanita.
d). Saraf sakral ; 5 pasang , S1 sampai
S5.
Saraf sakral terletak pada sakrum dan tulang ekor, lebih
dikenal sebagai tulang ekor. Saraf keluar melalui tulang-tulang ini
mempengaruhi bokong, pinggul, paha dan kaki. Rektum dan beberapa jaringan
panggul juga dipengaruhi oleh saraf tersebut. Masalah yang terkait dengan saraf
sakral mungkin termasuk wasir, skoliosis dan nyeri umum ketika mencoba untuk
duduk.
e). Saraf koksiks ; 1 pasang.
Setelah
saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi empat divisi.
1.
Cabang Meningeal kecil
masuk kembali ke medulla spinalis melalui foramen sama yang digunakan saraf
untuk keluar dan mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis dan
ligamen intvertebral.
2.
Ramus Dorsal
(Posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah posterior untuk
mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher,dan pada trunkus
di regia saraf kranial.
3.
Cabang Ventral
(Anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan lateral
pada trunkus dan anggota gerak.
4.
Cabang
Viseral adalah bagian dari SSO . Cabang ini memiliki ramus komunikans
putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk medulla
spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis SSO.
Medula spinalis yang terpotong melintang terdiri atas
bagian putih disebelah luar yang disebut substansia alba dan
bagian yang bewarna abu-abu (lebih gelap) berbentuk huruf H atau kupu-kupu
disebut substansia grisea. Di bagian tengah terdapat saluran
kecil yang disebut kanalis sentralis.
(syaifuddin,2006)
2.5 PERBEDAAN SARAF KRANIAL DAN SARAF MEDULLA SPINALIS
2.5.1
Saraf yang terhubung ke otak disebut saraf
kranial, sedangkan saraf yang berhubungan dengan saraf tulang belakang disebut
saraf spinal.
2.5.2
Fungsi saraf kranial terutama terkait dengan
kegiatan yang berhubungan dengan kepala dan leher (kecuali saraf vagus),
sedangkan fungsi saraf spinal yang berhubungan dengan semua bagian tubuh, di
bawah leher.
2.5.3
Pada mamalia, ada 12 pasang saraf kranial
sedangkan saraf spinal ada 31 pasang.
31 Pasang saraf spinalis
2.5.4
Kabel Spinal diberi nama sesuai dengan lokasi
mereka di sumsum tulang belakang, sedangkan saraf kranial yang ditunjuk oleh
nomor seri dan nama.
2.5.5
Sebagian besar saraf kranial adalah saraf dicampur
dengan pengecualian saraf penciuman, optik, dan vestibulocochlear, sedangkan
semua saraf tulang belakang adalah saraf campuran.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Susunan saraf
terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf perifer. Susunan saraf sentral
terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medula
spinalis.
Otak merupakan
bagian terpenting karena pusat dari semua aktivitas tubuh, dengan berat 1400
gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak dibagi menjadi tiga
bagian yaitu serebum, serebelum, braintem. Sereta pada otak dilindunngi oleh
cairan yang bernama cairan serebrospinal yang akan melindungi otak dari
benturan yang terjadi.
Medula spinalis
adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat
dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama
medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak.
DAFTAR PUSTAKA
·
Elaine
N.marieb.2001 Human Anatomy & Physiology. Fifth Edition. Penerbit
Benjami Cummining, San Francisco USA
·
Ethel Sloane.
2004 Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih Bahasa James Veldman.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
·
Evelin C.
Pearce 2000 Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Alih Bahasa Sri Yuliani
Handoyo. Penerbit PT Gramedia, Jakarta
·
Syaifuddin 2006
Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Akademi Keperawatan. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
·
Syaifuddin 2009
Anatomi untuk mahasiswa keperawatan. Penerbit salemba medika, jakarta
0 komentar:
Posting Komentar