Makalah Sistem Saraf Pusat



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sertahidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf Pusat ” dengan baik. Makalah ini kami susun guna melengkapi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.
            Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang kami temui. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembina mata kuliah ini.
Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan selanjutnya. Akhirnya penulis tetap berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                Jember, 15 April 2016

                                                                                                            Penulis






DAFTAR ISI
                                                                                                           
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................. 3
1.2  Rumusan masalah............................................................................. 3
1.3  Tujuan Penulisan.............................................................................. 4
1.3.1        tujuan umum........................................................................ 4
1.3.2        tujuan khusus ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Saraf Pusat .......................................................................... 5
2.2 Bagian –Bagian SSP........................................................................ 9
2.2.1 Enchephalon ........................................................................ 5
1        Cerebrum (Otak Kecil)...................................................... 9
2        Cerebelum (Otak Besar).................................................... 16
3        Brainstem (Batang Otak)................................................... 19
2.2.2 medula spenalis .................................................................... 7
1        Bagian- bagian medula spinalis .........................................
2.3 Fungsi Sistem Saraf......................................................................... 23
2.4 Macam-Macam Saraf SSP............................................................... 24
2.5 Perbedaan Saraf Kranial Dengan Medula Spinalis.......................... 26
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan...................................................................................... 30
3.2  Saran ............................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 31

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hampir semua fungsi pengendalian tubuh manusia dilakukan oleh sistem saraf. Secara umum sistem saraf mengendalikan aktifitas tubuh yang cepat seperti kontraksi otot. Daya kepaan dan daya hantaran merupakan sifat utam dari mahkluk hidup dalam bereaksi terhadap perubahan sekitarnya. Rangsngan ini dinamakan stimulus.reaksi yang dihasilkan dinamakan respons. Mahlik hidup yang bersel satu  (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) ditentukan kemampuan fungsinya oleh protoplasma sel. Hubungan respektor dengan fektor terjadi melalui sistem sirkulasi. Dengan perantaraan zat kimia yang aktif atau melalui hormon melewati tonjolan protoplasma dari satu sel berupa benang (serabut). Sel ini dinamakan neuron. Serangkaian neuron terdiri dari neuron reseptor dan neuron efektor yang akan membentuk arkus refleks. Arkus refleks terdiri dari dua neuron yaitu neuron reseptor dan neuron sensorik. Antara neuron sensorik dan neuron motorik satu sama lain saling berhubungan. Terdapat dua tonjolan neuron sensorik yaitu ke saraf prifer dan saraf pusat, yang ke perifer  berhubungan dengan organ ujubng (otot dan kulit) dan dikenal sebagai dendrit dan tonjolan  ke pusat disebut akson (neurit). Susunan saraf terdiri dri susunan saraf sentral dan saraf perifer.  Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medulla spinalis. Susunan saraf perifer terdiri dari saraf somatik dan saraf otonom (saraf simpatis dan parasimpatis) (syaifuddin 2006).

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini membahas tentang sistem saraf pusat beserta bagian-bagian dan fungsinya :
a.    Apa yang di maksud Sistem Saraf Pusat?;
b.    Apa saja Bagian-bagian dari Sistem Saraf Pusat?;
c.    Bagimana cara kerja dari Sistem Saraf Pusat?;
d.   Apa saja saraf yang mensarafi dari Sistem Saraf Pusat?;
e.    Apa perbedaan dari saraf kranial dan saraf medulla spinalis?.
1.3  Tujuan
1.3.1   Tujuan Umum
Tujuan dalam makalh ini untuk mengetahui Anatomi fisiologi dari Sistem Saraf Pusat.

1.3.2   Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini untuk mengetahui mengetahui perbedaan saraf kranial dan saraf medulla spialis,mengetahui fungsi dari bagian sistem saraf pusat dan Saraf yang berada di sistem saraf pusat







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri menjadi 2 bagian yaitu Otak (Encephalon) dan Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
2.1.1  Otak (Encephalon)
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh. Jaringan otak dibungkus oleh selaput otak dan tulang tengkorak yang kuat dan terletak dalam kavum karnii. Berat otak orang dewasa kira-kira 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak dibungkus oleh tiga selaput otak (meningen)dn dilindungi oleh tulang tengkorak. Otak mengapung dalam suatu cairan untuk menunjang otak yang lembek dan halus. Cairan ini bekerja sebagai penyerap goncangan akibat pukulan dari luar terhadap kepala (Syarifuddin. 2006).
            Selaput  otak( meningen) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang belakanguntuk melindungi struktur syaraf yang halus membawa pembuluh darah dan cairan sekresi serebrospinalis memperkecil benturan  atau getaran pada otak dan sum-sum tulang belakang (Syarifuddin. 2006).
            Selaput otak (meningen )terdiri dari tiga lapisan:
a.         Duramenter : selaput keras pembungkus otak yng berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat. Pada bagian tengkorak terdiri dari periost (selaput) tulang tengkorak dan durameter propia bagian dalam. Dura mater di tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah dari vena otak. Rongga ini dinamakan sinus vena. Diagfragma sellae adalah lipatan berupa cincin dalam dura meter yang menutupi sela tursika sebuah lengkungan pada tulang spenoid yang berisi kelenjar hipofisis.
b.        Araknoidea : selaput tipis yang membentuk sebuah balon yang berisikan cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf sentral. Otak dan medula spinalis berada dalam cairan itu.
c.         Piameter , merupakan selaput tipis yang terdapat pada jaringan otak, piameter berhubungan dengan araknoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut trabekhel.
(Syarifuddin. 2006).

            Cairan serebrospinal disalurkan oleh fleksus koroid kedalam vertikel yang ada dalam otak kemudian masuk dalam kanalis sumsum tulang belakang, ke ruang subaraknoid melalui ventrikularis. Setelah melintasi seluruh ruangan otak dan sum-sum tulang belakang kembali ke sirkulasi melalui granulasi arakhnoid pada sinus sagitalis superior.Setelah meninggalkan ventrikel lateralis I dan II, cairan otak dan sum-sum tulang belakang menuju ventrikel III melalui voramen monroi masuk ke ventrikel IV melalui quadukus silvii (Syarifuddin. 2006).
            Cairan dialirkan ke bagian medial foramen magendi, selanjutnya ke sisterna magma.cairan akan membasahi bagian-bagian dari otak dan cairan ini akan diabsorpsi oleh vili-vili yang terdapat pada arakhnoid. Jumlah cairan ini tidak tetap, berkisar antara 80-200 cc.Komposisi cairan sebrospinal terdiri dari air, protein, glukosa, garam, sedikit limfosit, dan CO2.Fungsi cairan serebrospinal meliputi memberi kelmbapan otak dan meula spinalis, melindungi alat- alat dalam medula spinalis dan otak dari tekanan, serta melicinkan alat-alat medula spinals dan otak (Syarifuddin.2006).




            2.1.2 Medulla Spinalis
Medulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak. Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Saraf Pusat. Terbentang dari foramen magnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah cornu terminalis serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8 pasang saraf servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf sacral dan 1 pasang saraf coxigeal. Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.
Struktur internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi abu-abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median septum yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medulla spinalis merupakan akral ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferent, akson tak bermyelin, saraf sensoris dan motorik dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari 3 bagian yaitu: anterior, posterior dan commisura abu-abu.
Bagian posterior sebagai input atau afferent, anterior sebagai output atau efferent, commisura abu-abu untuk refles silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Spinal nerve Dorsal root ganglion, Dorsal root (sensori) Ventral root (motor) Central canal Grey matter White matter Peran medulla spinalis : 1. 2. 3. Pusat prosesing data. jalur sensoris Sistem piramidal dan ekstra-piramidal. Anatomi servikal bagian atas (oksiput C1-C2) berbeda dengan daerah servikal bawah (C3-T1). Selain itu, servikal atas lebih mobil dibandingkan dengan servikal bawah. Servikal 1 atau atlas tidak memiliki corpus dan processus spinosus.Servikal 1 hanya berupa cincin tulang yang terdiri atas arcus anterior yang tebal dan arcus posterior yang tipis, dan massa lateralis pada masing-masing sisinya.
Tiap massa lateralis memiliki permukaan sendi pada aspek atas dan bawahnya. Tulang ini berartikulasi di atas dengan condylus occipitalis, membentuk articulatio atlanto-occipitalis, tempat berlangsungnya gerakan mengangguk. Di bawah, tulang ini berartikulasi dengan C2, membentuk artikulatio atlanto-axialis, tempat berlangsungnya gerakan memutar kepala. Servikal 2 atau axis mengandung processus odontoid yang menggambarkan penggabungan sisa dari badan atlas. Processus odontoid ini melekat erat pada aspek posterior dari arcus anterior C1 oleh ligamentum transversum, yang mengstabilkan sendi atlantoaxial. Stabilitas dari spinal ditentukan oleh ligamentum antara struktur tulang. Pada bagian frontal, penonjolan condilus occiput disokong oleh massa lateralis C2. Pada bagian frontal ini, massa lateralis terlihat berbentuk baji, runcing di tengah dan pinggirnya lebar.
 Jika struktur tulang terganggu dan terutama jika terjadi pergeseran baji ke lateral menyebabkan instabilitas spinal. Penonjolan condilus occiput distabilisasi oleh kapsul occipitoatlantal dan membrana atlantooccipital anterior dan posterior. Ligamentum nuchae merupakan struktur yang stabil yang berhubungan dengan kompleks atlantooccipital axial. Membrana tectorium, ligamentum alar dan apical menghubungkan occiput ke C2. Ligamentum dentate terdiri dari ligamentum alar dan apical mengikat permukaan dorsal lateral dari dens dan berjalan oblik ke permukaan medial dari condilus occipitalis. Ligamentum transversum berjalan dari permukaan medial dari salah satu sisi C1 menuju ke sisi lain. Ligamentum ini pada dasarnya membatasi C2 untuk berotasi disekitar odontoid dalam cincin tertutup tulang. Jika ligamentum ini ruptur atau jika ada fraktur yang berhubungan dengan odontoid, C1 dapat bergeser dan menyulitkan batang otak dan medulla spinalis.
Bagian-Bagian Medulla Spinalis
a.    Struktur Umum Medulla Spinalis:
1      Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
2      Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebal
3      Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
b.    Struktur Internal Medulla Spinalis:
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
1      Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.
2      Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior (dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)
2.2. Bagian-Bagian SSP
2.2.1        Bagian-bagian Otak (Encephalon)
a.       Cerebrum
Serebrum atau otak besar mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan yang di hubungkan oleh massa subtansia alba yang disebut korpus kollosum. Tiap-tiap hemifer meluas dari os frontalis sampai ke os oksipitalis. Diatas fossa kranii anterior media dan fossa kranii posterior, hemisfer dipisahkan oleh celah yang disebut fisura longitudinalis serebri. Srebrum (telensefalon) terdiri dari korteks serebri, basal ganglia (korpora stiate), dan rheniensefalon (Sloane et all. 2004).
1.                  Korteks Serebri
Korteks serebri adalah adalah lapisan permukaan hemifer yang disusun oleh subtansia griasea. Korteks serebri berlipat-lipat disebut girus, dan celah dan celah diantara dua lekuk disebut sulkus (fisura). Beberapa daerah tertentu telah diketahui telah memiliki daerah spesifik.
Hermes otak dibagi menjadi dalam beberapa lobus atau derah sesuai dengan tulang kranium. Lapisan korteks terdiri:
a)      Lamina molekularis ; mengandung sedikit sel berjalan secra horizontal dengan permukaan korteks terdapat percabangan akhir dendrit dari permukaan yang lebih dalam.
b)      Lamina grandulanis eksterna: lapisan ini mengandung sel neuron yang berbentuk segitiga yangan memadati sel ini.
c)      Lamina piramidalis: lapisan ini membentuk sel yang berbentuk piramid  diantara sl-sel piramid terdapat sel-sel granular dengan akson yang berjalan naik ke arah lapisan superfisial.
d)     Lamina granula interna: terdiri dali sel neuron berbentuk bintang berukuran kecil dengan akson yang berukuran pendek mencapai lapisan super fisial.
e)      Lamina ganglionaris: sel neuron granular. Sel neuron yang naik mencapai lamina molekularis akson dari sel ini memasuki subtansia alba.
f)       Lamina multiformis: sel-selnya berbentuk kumparan dengan sumbu panjang tegak lurus terhadap permukaan korteks. Akson mencapai substansia alba sebagai serat proyeksi aferen dan asosiasi (Syarifuddin.2006).
1)      Bagian – bagian korteks menurut Brodmann:                                        
(a)    Lobus frontalis :
(1)   Area  4 (area motorik primer), sebagian besar girus presentralis dan bagian anterior lbus parasentralis.
(2)   Area 6 adalah bagian sirkuit traktus piramidalis (area premotorik) menngatur gerakan motorik dan pre motorik.
(3)   Area 8  mengatur gerakan mata dan perubahan pupil.
(4)   Area 9, 10, 11, 12 (area asosiasi frontalis)
(b)   Lobus parientalis:
(1) Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral), meliputi girus sentralis dan meluas kearah anterior sampai mencapai dasar sulkus sentralis.
(2) Area 5,7 (area asosiasi somatosensrik), meliputi sebagian permukaan medial hemisfer serebri.
(c) Lobus oksipitalis :
(1)   Area 17 (korteks visual primer): permukaan medial lobus oksipitalis sepanjang bibir superior dan inferior sulkus kalkanius.
(2)   Area 18,19  (area asosiasi visual) : sejajar dengan area 17 meluas         sampai meliputi permukaan lateral lubus oksipitalis. Bagian lateral terdiri dari girus oksipitalislateralis, bagian girus lingualis, bagian basal diantara kuneus dan girus lingalis terdapat fisura kalkarina.
(d)   Lobus temporalis:
(1)   Area 41 (korteks auditori primer) : meliputi girus temporalis superior meluas sampai ke permukaan lateral girus temporalis.
(2)   Area broka (area bicara motoris) terletak diantara sulkus lateralis, mengatur gerkan bicara.
(3)   Area visualis :  terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer daerah sulkus kalkanelus, merupakan daerah menerima visual. Gangguan dalam ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
(4)   Insula   reili: Bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvii yang terdapat diantara lobus parientalis, lobus parientali dan lobus oksiptalis. Bagian otak ini ditutupi oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
(5)   Girus singuli: bagian medial hemisfer terletak diantara korpus kolosum.
(Syarifuddin. 2006).
(Marieb,2001)
Berdasarkan tebal tipisnya bagian lamina, komposisi sel yang menyusunnya dan variari lapisan- lapisan korteks, Brodmann 1909 telah berhasil membuat suatu peta daerah-daerah arsitektual sel- sel pada korteks serebri manusia.ia menggunakan angka untuk menyatakan daerah pada korteks yang mempunyai arsitektual sel-sel yang berbeda dan mempunyai  arti fungsional jelas dan spesifik (Sloane et all. 2004).
2)      Fungsi korteks serebri:
(a)    Korteks motorik primer (area 4,6,8)
(1)   Mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh kontra lateral.
(2) Lesi 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dri kumpulan otot yang disarafi.
(3) Area 6 dan 8  pada perangsang akan timbul gerakan mata dan kepala.

3)      Korteks sensoeri primer (area 3, 4, 5 )
(1)   Penerima sensi umum (area somestia).
(2)   Menerima serabut saraf: radialis talamikus yang membawa iplus sensori dari kulit, otot sendi, dan tendo di sisi kontralateral.
(3)   Terdapat homunkulus sensorik: menggambarkan luas daerah proyeksi sensorik dari bagian-bagian tubuh di sisi tubuh kontralateral.

4)      Kortek visual (pengelihatan) area 17:
(1)   Terletak di lobus oksipetalis pada fisura kalkarina.
(2)   Lesi iritatif menimbulkan halusinasi
(3)   Lesi destruktif menimbulkan gangguan lapang pandang
(4)   Menerima implus dari radio-optika

5)      Korteks auitorik (pendengaran) primer area 41
(1)   Terletak pada transvers temporal girus di dasar visura lateralis serebri.
(2)   Menerima implus dari radioauditorik yang berasal dari korpus genikulatum medialis.
(3)   Lesi area ini hanya menimbulkan ketulian ringan kecuali bila lesinya bilatera
6)      Area penghidu (area respiratif olfaktori)
(1)   Terletak di daerah yang berdekatan dengan girus palahi potalamus lobus temporalis.
(2)   Kerusakan jalur olfaktori menimbulkan anosmia (tidak mampu menghidu).
(3)   Lesi iritasi menimbulkan halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita dapat menghidu bau yang aneh atau mengecap rasa yang aneh
7)      Area asosiasi
(1)   Kortek yang mempunyai hubungan dengan saraf sensori maupun motorik, dihubungkan oleh serabut asosiasi
(2)   Pada manusia penting untuk melakukan aktivitas mental yang tinggi, seperti berbicara, menuliskan kata-kata dsb
(3)   Pada manusia terdapat tiga daerah asosiasi yang penting yaitu daerah frontal (di depan koreks motorik), daerah temporal (antara girus temporalis superior dan korteks limbik), dan daerah perio-oksipital( antara kortek somestik dan korteks visual)
(4)   Kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan degan gejala yang sesuai dengan tempat kerusakan. Misalnya, pada area 5, 7 akan menimbulkan astereognosis (tidak mengenali benda yang di letakkan di tangan  dengan mata tertutup) karena are ini merupakan pusat asosiasi sensasi (indra ) kullit
      (Evelin C. Pearce. 2000)
2.      Bangsal ganglia.
Terdiri beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang terbentuk pada hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia basalis merupakan nuklei subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Terdiri dari eleman saraf sbb.( Pearce,2000)
a)      Nukleus kaudatus dan putamen.
b)      Korpus stratum: suatu kumpulan substansia grisea disebelah anterior kaput nuklei kaudatus yang berhubungan dengan nukleus lentiformi. Fungsi mengendalikan gerakan tertentu.
c)      Nukleus lantiformis: lapisan substansi yang tipis antara korteks dan permukaan lateral putamen.
d)     Globus palidus, terdiri dari dua globus, globus lateralis dan lobus palidus medialis  terletak di  kapsula interna, dikenal dengan paleostriatum.
e)      Korpus amigdaloideum, dikenal dengan arkhistriatum terletak di sebelah dalam lobus temporalis.mempunyai hubungan dengan ofaktori dan hipoalamus dengan fungsi-funsi viseral.
1)      Hubunganaferan: langsung melalui serat traktus olfaktorius lateralis untuk mencapai bagian anterior, mencapai kelompok nuklei pars kortikomedialis dan tidak langsung mencapai kelompok nuklei pars basolateralis.
2)      Hubunganeferen: seteria terminalis berjalan melengkung sepanjang tepi medial ukleus kaudatus dan berakhir dalam nukleus hipotalamus ventromedialis dan fibre amigdala( Sloane,2004)
                   Secara fungsional basal ganglia merupakan suatu satuan fungsi dari:
(a)    Nukleus kaudatus
(b)   Nukleus sutalmikus
(c)    Substansia nigra
(d)   Nukleus nigra
                  Pada gerakan lambat dan mantap basal ganglia akan aktif, sedangkan                      pada gerakan cepat dan tiba-tiba bangsal ganglia tidak aktif.bangsal                    ganglia sudah mulai aktif sebelum gerakan dimulai, berperan dalam                        penataan dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses konversi pikran                    menjadi gerakan volunter.
                  Kerusakan ganglia basalis pada manusia menimbulakan gangguan fungsi                 motorik:
a.       Hiperkinetik: terjadinya gerakan-gerakan abnormal yang berlebihan.
b.      Hipokineti: berkurangnya gerakan(mis., kekakuan)

3.      Reinesefalon
Sistem limbik ( lobus limbik atau rinesefalon) merupakan bagian otak yang terdiri atas bagian atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemifer serebri serta berbagai sturktur lain yang lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan nukleus septal. Renesefalon berfungsi dalam penghidu, perilaku makan, dan bersama dngan hipotalamus berfungsi dalam prilaku seksual, emosi takut, dan marah, serta motivasi(Syaifuddin,2006)
Sistem limbik diterapkan dalam bagian otak yang terdiri dari jaringan korteks(alokorteks), sekeliling himus serebri bersama struktur yang letaknya lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus, dan nuklei septal. Disebut renesefalon karena berhubungan dengan penghidu. Fungsi sistem limbik:
1.      Perilaku makan
2.      Bersama talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi (marah dan takut ) serta motivasi
3.      Perubahan tekanan darah dan pernapasan merupakan bagian dari fenomena kompleks,terutma respons emosi dan perilaku
4.      Hiperfagia dn komnifagia
Pemotongan total korpus kollosum pada manusia menimbulkan :
a.      Tak dapat memasangkan objek pada satu tangan dengan pasangan tangan yang lain
b.      Tidak dapat mencocokkan objek yang terlihat oleh lapang pandang salah satu mata.objek yang sama tetap terlihat oleh lapang pandang mata lainnya
c.       Tidak mampu melakukan kegiatan dengan ekstremitas kiri ( misalnya,bila diperintah secara verbal tidak dapat mengenali benda yang diletakkan pada tangan kiri )
d.         Apraksia,yaitu ketidakmampuan mejalankan perintah untuk melakukan gerakan terampil bukan disebabkan oleh paralisis
 ( Marieb,2001)
b.      Cerebelum ( Otak Kecil )
            Terletak dalam fosa kranial posterior, dibawah tentorium serebelum bagian posterior dan pons varoli dan medulla oblongata. Serebelum  mempuyai dua hemisfer yang dihubungkan oleh fermis serebelum,dihubungkan dengan otak tengah oleh pedunkulus selebri superior,dengann pons parol oleh pendunkulus serebri media,dan dengan medulla oblongata oleh pedunkulus selebri inferior.
            Serebelum berfungsi dalam mengadakan tonus otot dan mengoordinasikan gerakan otot pada sisi tubuh yang sama. Berat serebelum lebih kurang 150g (8-9) dari berat otak seluruhnya. Sesuai dengan lobuli serebelum, fermis dibagi dalam beberapa bagian dari depan ke belakang sebagai  berikut :
1        Lobus quadrangularis anterior lingua
2        Lobus sentralis kulmen
3        Quadrangularis posterior deklive
4        Lobus semilunaris inferior tuber
(Pearce,2000)
Potongan melintang serebelum dibagi atas tiga bagian :
a.       Arkhi serebelum. Lobus otak kecil merupakan bagian kolumna aferen somatik.
b.      Paleo sereblum bagian terbesar dari fermis superior hemisfer otak kecil didepan fisura prima,merupakan input dari susuan saraf vestibular dan berperan pada pengaturan tonus otot.
c.       Neoserebelum bagian utama dari otak kecil.bagiann fermis erupaka suatu bangunan neokorteks serebelum,nukleuspons,dan nukleus oliveri infrior pada medulla oblongata.
Struktur  internal serebelum terdiri dari korteks (subtansia grisea dan subtansia alba).didalamnya terdapat kumpulan nuklei pada tiap-tiap hemisfer nuklei :
1)      Nukleus dentatus,menerima serabut dari bagian neoserebelum lobus posterior dan lobus anterior,mengirim serabut ke nukleus rubra dan nukleus netrolateral talamus.
2)      Nukleus interpolaris, terdiri dari nukleus globuolus dan nukleus emboliformis. Kedua nukleus ini menerima serabut  dari paleo serebelum dan mengirim serabut ke nukleus rubra.
3)      Nukleus fastigi ( fastiogial nucleus ) menerima serabut dari lobus frokulo nodulus,mengirim serabut nukleus vestibularis dan nukleus retikularis melalui fasikulus unsinatus (Sloane,2004)
Subtansia alba serebelum mengandung tiga kelompok serabut proyeksi yang berpasangan :
(a)    Pendunkulus serebelaris superior (brachium konjungtivum), terdiri dari :
(1)   Serabut dentatorubral dan dentatotalamikus, membawa impus dari nukleus dentatus ke nukleus rubra kontralateral dan ke talamus.
(2)   Traktus spinoserebelaris ventralis, masuk ke serebelum dari medulla spinalis dan berakhir pada korteks paleo serebelum.
(3)   Fasikulus unsinatus ( hook bundle of russell ), melalui fasikulus ini serabut dari nukleus fastagi  berakhir pada nukleus vestibularis.
(b)   Pedunkulud sereblalis medialis  (brachium pontis), merupakan bagia terbesar, tempat berjalannya serabut dari nuklei di pons yang menuju ke neoserebelum kontralateral.
(c)    Pendunkulus serebelaris medialis (restiform body)
(1)     Traktus olivo sereberalis, berasal dari nukleus oiverius inferior kontralateral menuju ke korteks hemisfer dan fermis serebelum
(2)     Trakus spinoserebelaris dorsalis, mengandung serabut dari medulla spinalis yang menuju ke korteks lobus anterior dan ke bagian piramidalis  paleoserebelum
(3)     Serabut arkuatus eksterna dorsalis, berasal dari nuklei fenikulus grasilis dan kuneatus( Sloane,2004)

            Serebrum merupakan suatu mekanisme umpan balik yang bertujuan untuk mengendalikan pergerakan-pergerakan selagi pergerakan sedang berlangsung. Fungsi utama mengembalikan tonus otot di luar kesadaran, merupakan suatu mekaanisme saraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian terhaddap perubahan ketegangan dalam otot, untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh, terjadinya kontraksi dengan lancar dan teratur pada pergerakan dibawah pengendalian kemauan dan mempunyai aspek keterampilan. Setiap pergerakan memerlukan suatu koordinasi dalam kegiatan sejumlah otot (syaifuddin, 2006)
            Lesi yang mengenai neoserebelum ditandai oleh terganggunya gerakan-gerakan halus yang ditimbulkan oleh piramidal. Gangguan tersebut meliputi :
1        Otot dalam kedaan hipotemin lemah dan mudah lelah
2        Gangguan dalam bentuk asinergi, misalnya dalam bentuk:
a.      Dismetri, ketidakmampuan menghentikan gerakan
b.      Fenomena pantulan, mengadakan fleksi diderah siku dengan melawan di daerah siku dengan melawan suatu tahanan
c.       Ketidak mampuan melakukangerakan cepat yang bersifat alternatif
d.      Bicara terpotong- potong
e.       Gerakkan asosiatif yang tidak teratur
f.        Ataksia, kecenderungan jatuh kesatu sisi.
3        nistagmus serebral : mekanisme sereblum mengendalikan sinergi dan tunus intrinsik bola mata terganggu, klien menjadi goyah dan tidak stabil, kecenderungan jatuh kebelakang. Apabila otot bicara terlibat, kata-kata tidak terkendali dan tidak jelas.
 (Marieb, 2001)
c.        Batang Otak (Brainstem)
            Pada permukaan batang otak (trunkus serbri) terlihat medulla oblongata, pons varoli, mesensefalon, dan diensefalon. Talamus dan epitalamus terlihat dipermukaan posterior batang otak, terletak antara serabut kapsula interna. Disepanjang tepi dorso medial talamusterdapat sekelompok serabut saraf berjalan ke posterior basis epifise (Syaifuddin,2006)



1.      Diensefalon
            Merupakan bagian dari batang otak yang paling atas, diantara sereblum dan senesefalon. Dibagian diensefalon terdapat ventrikel III. Dibagian belakang sebelah depan lateral talamus terdapat nuklei kaudatus, merupakan salah satu ganglia basalis yang mempunyai ekor berjalan diantara talamus. Diensefalon merupakan suatu struktur dari ventrikel III terdiri dari talamus, nukleus talamus, epitalamus, dan hipotalamus (Marieb,2001)
2.      Talamus
Merupakan masa substansia substansia grisea yang terdapat pada tiap hemisfer, terletak di kedua sisi ventrikel III. Radiasiotalamus suatu istilah yang di gunakan untuk traktus yang yang keluar dari permukaan lateral talamus, masuk ke kapsula interna dan berakhir pada korteks serebri. Nuklei terdiri dari lima kelompok:
a)      Anterior nuklei grup, menerima serabut korpus mamilareis dari traktus mamilarikus dan berakhir dari korteks ginjal.
b)      Nuclei of medline,  menghubungkan talamus dan hipotalamus.
c)      Medial nuclei, nuklei bagian ini memberikan masukan ke korteks frontalis.
d)     Laternal nukleal mass, terdiri dari:
1)      Nukleus retikuler.
2)      Nukleus ventralis anterior yang berhubungan dengan korpus striatum.
3)      Nukleus ventroposterolateral, memproyeksi ke girus postsentral area 1,2, 3; menerima serabut dari lemniskus medialis, traktus spinotalamikus, dan traktus trigeminus.
4)      Nukleus dorsolateral dan nukleus posterolateral berproyeksi ke korteks lobus parietalis (Syaifuddin, 2009)
e)      Posterior nuklei, terdiri dari:
1)      Nukleus pulvinar,  berhubungan dengan korteks lobus pariental dan temporal.
2)      Korpus genikulatum medialis, menerima serabut dari akustik lemnikus lateralis dan kolikus superior kemudian memproyeksi ke korteks lobus temporalis melalui radiasioakustika.
3)      Korpus genikulatum lateralis. Nukleus ini menerima implus dari traktus optikus dan memproyeksi ke korteks visual ( region kalkarina ) area 17, melalui radiasiogenekulokalkarina ( radiasio-optika )
( Syaifuddin, 2009)
f)       Nucleus Sub Talamus
            Nucleus subtalamus adalah suatu daerah terbatas disebelah ventrikel, thalamus disebelah medial kapsul interna, bagian ventral thalamus, bagian medial kapsula interna, sebelah lateral hipotalamus, dan diantara talamus dan tegmentum mesensefalon.
fungsi nucleus subtalamus adalah :
1)   Nuclei penghubung, mengirim dan menerima serat-serat dari daerah   korteks serebri tertentu yang mempunyai fungsi pesifik.
2)   Nuclei asosiasi, mengirim serat-seratnya kedaerah-daerah korteks asosiasi
3)   Nuclei proyeksi subkortikal, mengirim serat-seratnya ke nuclei subkortikal.

3.      Epitalamus
Disebelah posterior ventrikuls III terdiri dari korpuspniel, strie medullaristalami, trigonum habenulare, dan komisura posterior (syaifuddin, 2009)

4.      Hipotalamus
Bagian terbesar dari otak terletak dibagian ventral dari thalamus, di atas kelenjar hipofisis, dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III  hipotalamus mempunyai beberapa nuclei, setiap nucleus mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam mengatur fungsi internal tubuh. Salah satu fungsi penting adalah mengatur keseimbangan tubuh. Pada permukaan basal otak hipotalamus ditandai oleh struktur khiasma optikum, tubersinerium, dan korpora mamilaria.
Efek stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatis mengintergrasikan respon otonom dengan berbagai area aktifitas otak. Pengaruh jalur saraf ini disalurkan melalui susunan vibra periventrikularis, vibra hipotalamus dan vasikulus.
Hipotalamus dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan dengan ekspresi emosi,  menerjemahkan emosi yang timbul didaerah korteks melalui proses asosiasi intrakortikal, menjadi reaksi emosional yang sesuai dengan keadaan. Hipotalamus merupakan daerah sinaps yang penting dalam jalur-jalur yang bersangkutan dengan kegiatan makan dan minum ( rasa haus dan lapar ) (syaifuddin, 2009)
5.      Mesensefalon
Mesensefalon adalah bagian otak yang terletak diantara pons varoli dan hemisfer serebri. Bagian dirsal mempunyai tonjolan yang disebut korpora quadrigemina dan terdiri dari dua kolikulus superior yang berhubungan dengan sistem penglihatan dan dua kolikulus inferior yang berhubungan dengan pendengaran.
Bagian lain dari mesensefalon antara lain :
1.      Subtansia nigra
2.      Tegmentum  dengan nucleus, bersama dengan subtansia nigra termasuk dalam basal ganglia fungsional
3.      Nuclei saraf kranial yaitu nucleus nervus III, nucleus nervus IV, nucleus nervus V
4.      Formasi oretikularis
(Pearce, 2000)
Sebelah kiri dan kanan terdapat kumpulan nucleus nervus IV (troklearis), bagian ventral nucleus nervus III ( N. okulomotorius ) terdapat nucleus rubra berwarna kemerahan menerima serat saraf dari serebelum. Bagian ventral nucleus rubra terdapat subtansia nigra. Bagian ventral subtansia nigra terdapa tberkas saraf motoris yang berasal dari korteks serebri yang tersusun kearah dorsal berturut-turut traktus frontopontis, traktus piramidalis, dan traktus temporopontis membentuk bagian bawah dan samping nesensefalon saraf III ( N. okulomotorius ) berjalan kearah dorsal menyilang garis tengah kesisi lain dan membuat persilangan dibagian tengah kolumna inferior. (Marieb,2001)
Fungsi mesensefalon :
a). Perangsang daerah quadrigeminus yang menyebabkan dilatasi pupil dan gerakan kunjugasi mata kearah yang berlawanan dengan tempat perangsangan.
b). Lesides truktif menimbulkan gejala yang jenisnya bergantung pada kerusakan korpora quadrigemina, menyebabkan paralisis gerakan mata keatas.
c). Kerusakan nucleus ruubra, subtansia nigra, dan subtansia reticular menimbulkan gerakan involunter dan rigiditas.
6.      Pons varoli
Dalam pons varolia quadukussilvi semakin kebawah semakin lebar membentuk vertikel IV. Dinding lateral atas pons dibentuk oleh brakium konjungtivum dan brakiumpontis yang berhubungan dengan mensesefalon dan pons varoli dengan serebelum. Dasar dari pons varoli di bentuk oleh traktus piramidalis, nuclei pons varoli dan serat saraf pons.Bagian tengah pons terdapat pusat nervus trigeminus (saraf V), nuclei nervus VI, VII dan VIII. (syaifuddin,2009)
7.      Nervus kranial
Susunan saraf yang terdapat pada bagian kepala keluar dari otak, melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat dengan otot, indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecap, dan indra perasa. Di dalam kranial ada dua saraf kranial yang merupakan serabut campuran atau gabungan yaitu saraf motoric dan saraf sensorik. Nervus kranial merupakan stasiun penghubung untuk implus-implus dari pusat-pusat saraf yang lebih tinggi ke alat efektor dan implus saraf perifer kepusat-pusat saraf dalam susunan saraf pusat. (syaifuddin,2009)

a.       Bagian-Bagian Medulla Spinalis
Struktur Umum Medulla Spinalis:
1.      Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
2.      Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebal
3.      Korda berakhir dibagian bawah vertebra lumbal pertama atau kedua
Struktur Internal Medulla Spinalis:
Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih.
a.       Kanal Sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu berebentuk huruf H.
  1. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk. Diantaranya : tanduk abu-abu posterior (dorsal)batang vertical atas substansi abu-abu, tanduk ventral (bantang vertical bawah), tanduk lateral (diantara tanduk posterior dan anterior) , komisura abu-abu (menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis (syaifuddin,2009)

2.3      FUNGSI SISTEM SARAF PUSAT
2.3.1        Pusat prosesing data
Merupakan tempat proses mengolah rangsangan berupa impuls yang di peroleh dari reseptor.
2.3.2        Jalur sensoris
Adalah jalur yang di lewati rangsangan impuls untuk di bawa menuju SSP untuk di prosesing data.
2.3.3        Sistem piramidal dan ekstrapiramidal
1.      Sistem pyramidal adalah berperan dalam volunteer yaitu gerakan sadar yang harus dilakukan.
2.      Sistem ekstrapiramidaladalahmenentukanlandasanuntukgerakanvalunter yang terampirdanmahir.
2.3.4        Reflek Spinal
     Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus      internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari  tubuh. Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau visceral.
(syaifuddin,2006)




2.4      MACAM-MACAM SARAF PADA SSP
1.      Saraf kranial
12 Pasang Saraf Kranial
Urutan saraf
Nama saraf
Sifat saraf
Memberikan saraf untuk dan fungsi saraf
I
N. olfaktorius
Sensoris
Hidung sebagai alat penciuman
II
N. optikus
Sensoris
Bola mata untuk penglihatan
III
N. okulomotorius
Motoric
Penggerakan bola mata dan mengangkat kelopak mata
IV
N. troklearis
Motoric
Mata memutar dan penggerak bola mata
V
N. trigeminus
N. oftalmikus
N. maksilaris

N. mandibularis
Motoric dan sensoris
Motoric dan sensorik
Sensorok

Motoric dan sensorik
Kulit kepala dan kelopak
Mata atas
Rahang atas, palatum dan hidung
Rahang bawah dan lidah
VI
N. abdusen
Motoric
Mata, penggoyang sisi mata




VII
N. fasialis
Motoric dan sensorik
Otot lidah, penggerakan sisi lidah dan selaput lendir rongga mulut
VIII
N. auditorius
Sensorik
Telinga, rangsangan pendengar
IX
N. glosofaringeus
Sensorik dan motoric
Faring, tonsil, dan lidah rangsangan cita rasa
X
N. vagus
Sensorik dan motoric
Faring, laring, paru dan esophagus
XI
N. aksesorius
Motoric
Leher dan otot leher
XII
N. hipoglosus
Motoric
Lidah, cita rasa, dan otot lidah

2.      Saraf Medulla Spinalis
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
a). Saraf serviks ; 8 pasang . C1 sampai C8. 
     Saraf serviks melibatkan bahu, lengan, leher dan tangan. Nyeri di daerah ini biasanya dapat ditelusuri ke saraf tersebut, dan gejala seperti nyeri lengan, kesemutan dan leher kaku adalah karena nyeri saraf. Saraf ini juga mengontrol fungsi tenggorokan, sinus, hidung, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening dan diafragma.
b). Saraf toraks ; 12 pasang , T1 sampai T12. 
            Saraf torakalis berjalan di sepanjang tengah punggung. Tulang belakang dada juga berisi tulang rusuk dada. Saraf ini berjalan ke otot, jaringan dan organ internal. Jaringan permukaan siku, tangan, dan jari-jari dipengaruhi oleh saraf tersebut. Saraf ini juga mempengaruhi dada, lambung, jantung, paru-paru, hati, perut, pankreas, limpa, kelenjar adrenal, ginjal dan usus kecil. Masalah yang terkait dengan daerah-daerah ini termasuk asma, alergi, borok, dan masalah ginjal.

c). Saraf lumbal ; 5 pasang , L1 sampai L5. 
                      Saraf lumbal dan tulang belakang memiliki beberapa otot terbesar yang melekat padanya. Ini juga mengontrol otot-otot ini. Saraf lumbal bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan otot punggung bawah, paha, kaki, betis dan kaki. Saraf yang keluar dari saraf lumbal juga mengontrol usus besar, usus buntu, kandung kemih, kelenjar prostat laki-laki dan organ reproduksi wanita.
d). Saraf sakral ; 5 pasang , S1 sampai S5. 
                        Saraf sakral terletak pada sakrum dan tulang ekor, lebih dikenal sebagai tulang ekor. Saraf keluar melalui tulang-tulang ini mempengaruhi bokong, pinggul, paha dan kaki. Rektum dan beberapa jaringan panggul juga dipengaruhi oleh saraf tersebut. Masalah yang terkait dengan saraf sakral mungkin termasuk wasir, skoliosis dan nyeri umum ketika mencoba untuk duduk.
e). Saraf koksiks ; 1 pasang.
                        Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi.
1.         Cabang Meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis dan ligamen intvertebral.
2.         Ramus Dorsal (Posterior) terdiri dari serabut yang menyebar ke arah posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala, leher,dan pada trunkus di regia saraf kranial.
3.         Cabang Ventral (Anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
4.         Cabang Viseral adalah bagian dari SSO . Cabang ini memiliki ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk medulla spinalis dan ganglia pada trunkus simpatis SSO.

Medula spinalis yang terpotong melintang terdiri atas bagian putih disebelah luar yang disebut substansia alba dan bagian yang bewarna abu-abu (lebih gelap) berbentuk huruf H atau kupu-kupu disebut substansia grisea. Di bagian tengah terdapat saluran kecil yang disebut kanalis sentralis.
(syaifuddin,2006)

2.5      PERBEDAAN SARAF KRANIAL DAN SARAF MEDULLA SPINALIS
2.5.1        Saraf yang terhubung ke otak disebut saraf kranial, sedangkan saraf yang berhubungan dengan saraf tulang belakang disebut saraf spinal.
2.5.2        Fungsi saraf kranial terutama terkait dengan kegiatan yang berhubungan dengan kepala dan leher (kecuali saraf vagus), sedangkan fungsi saraf spinal yang berhubungan dengan semua bagian tubuh, di bawah leher.
2.5.3        Pada mamalia, ada 12 pasang saraf kranial sedangkan saraf spinal ada 31 pasang.
31 Pasang saraf spinalis
2.5.4        Kabel Spinal diberi nama sesuai dengan lokasi mereka di sumsum tulang belakang, sedangkan saraf kranial yang ditunjuk oleh nomor seri dan nama.
2.5.5        Sebagian besar saraf kranial adalah saraf dicampur dengan pengecualian saraf penciuman, optik, dan vestibulocochlear, sedangkan semua saraf tulang belakang adalah saraf campuran.









BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
              Susunan saraf terdiri dari susunan saraf pusat dan saraf perifer. Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan medula spinalis.
              Otak merupakan bagian terpenting karena pusat dari semua aktivitas tubuh, dengan berat 1400 gram, setengah padat dan berwarna kelabu kemerahan. Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu serebum, serebelum, braintem. Sereta pada otak dilindunngi oleh cairan yang bernama cairan serebrospinal yang akan melindungi otak dari benturan yang terjadi.
              Medula spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak.



DAFTAR PUSTAKA
·         Elaine N.marieb.2001 Human Anatomy & Physiology. Fifth Edition. Penerbit Benjami Cummining, San Francisco USA
·         Ethel Sloane. 2004 Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Alih Bahasa James Veldman. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
·         Evelin C. Pearce 2000 Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Penerbit PT Gramedia, Jakarta
·         Syaifuddin 2006 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Akademi Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta      
·         Syaifuddin 2009 Anatomi untuk mahasiswa keperawatan. Penerbit salemba medika, jakarta

0 komentar:

Posting Komentar

lihat blog

Diberdayakan oleh Blogger.